Kamis, 19 Desember 2013

resume buku perencanaan pembelajaran




JUDUL BUKU
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PENULIS
ABDUL MAJID, S.AG.,M.PD.
EDITOR
MUKHLIS
VOLUME
291 HAL
PENERBIT
PT REMAJA ROSDAKARYA
CETAKAN
CETAKAN KE-1 S.D 7, TAHUN 2005-2011
CETAKAN KE 8, OKTOBER 2011
ISBN
979-692-493-5



           
                                                                                                      
                                                                                                           












BAB 1
PENDAHULUAN
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikanseakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan akan dilaksanakan.
A.                 Setandar Kompetensi Guru
Setandar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah di kembangkan dan di tetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan menejemen yang efektif. Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk di anggap mampu untuk melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
Setandar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan buku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Ruanglingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponen, yaitu:
Pertama, komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencakup:( 1) penyusunan perencanaan pembelajaran. (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar. (3) penilaian prestasi belajar peserta didik. (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
Kedua, komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada pengembangan profesi.
Ketiga, komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencakup: (1) pemahaman wawasan kependidikan. (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004:9).
B.                 Pengembangan Kompetensi Guru
Proses pengembangan standar kompetensi guru dapat dilakukan melalui:
1.      Penelitian
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis upaya penelitian yang dilakukan dalam pengembangan kaitan mutu guru:
a)      Mengidentifikasi masalah pendidikan yang dihadapi terutama tentang mutu kinerja guru.
b)      Mengkaji prakondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan suatu standar kompetensi guru dalam sistem yang ada.
c)      Penelitian yang melekat didalam pengembangan standar itu sendiri untuk mengetahui efektifitas atau ke laikan dari standar yang sedang di kembangkan dalam menghasilkan standar baku kompetensi guru.
2.      Pengembangan
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya pengembangan standar kompetensi guru:
a)      Kejelasan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dari proses guru, antisipasi kendala yang bakal di hadapinya.
b)      Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifik.
c)      Antisifasi kendala.
d)      Melalui proses identifikasi dan seleksi berbagai alternatif pemecahan.
e)      Sekalipun uji coba suatu standar kompetensi dalam skala terbatas, kadang-kadang mengandung kelemahan (terutama dalam prediksi kelaikan large scale implementation)
C.     Pemberdayaan Guru
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1989). Dengan demikian inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih,menetapkan dan mengembangkan pendekatan, metode dan taknik pembelajaran serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajarandalam mencapai hasil pembelajaran.

BAB II
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A.                 Pengertian
Pengertian perencanaan menurut beberapa ahli:
William H. Newman dalam bukunya  Administrasi Action Techniques of Organizating and Management : mengatakan bahwa “ perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.”
Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukaan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbig, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Berdasarkan uraian diatas konsep perencanaan pengajaran dapat di lihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a.       Perencanaan pengajaran teknologi.
b.      Perencanaan pengaaran sebagai suatu sistem.
c.       Perencanaan pengaajaran sebagai sebuah disiplin perencanaan pengajaran sebagai sains (science).
d.      Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses.
e.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas.
B.            Dmensi-Dimensi Perencanaan
          Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997:5) memungkinkan di adakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni: signifikansi, feasibilitas, relevansi, kepastian, ketelitian, adaptabilitas, waktu, monitoring, dan isi perencanaan. Hidayat (1990:11) mengemukaan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antaralain:
a.  Memahami kurikulum.
b. Menguasai bahan ajar.
c.  Menyusun program pengajaran.
d. Melaksanakan program pengajaran.
e.  Menila program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
C.                 Manfaat Perencanaan Pengajaran
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
a.       Petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b.      Sebagai poladasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
c.       Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d.      Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui  ketepatan dan kelambatan kerja.
e.       Untukmenghemat waktu, tenaga,alat-alat dan biaya.
D.           Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi
          Rumusan ini menunjukan bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu agar mampu melakukan perangkat kompetensi yang diperlukan.
          Langkah-langkah pengembangan pembelajaran tersebut dikemukaan oleh Stanley Elam (1971) dan Oemar Hamalik (2002:92) sebagai berikut.
          Langkah ke-1 spesifikan asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar.
          Langkah ke-2 mengidentifikasi kompetensi.
          Langkah ke-3  menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi.
          Langkah ke-4 menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment.
          Langkah ke-5 pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran.
          Langkah ke-6 desain setrategi pembelajaran.
          Langkah ke-7 mengorganisasikan sistem pengelolaan.
          Langkah ke-8 melaksanakan percobaan program.
          Langkah ke-9 menilai desain pembelajaran.
          Langkah ke-10 memperbaiki program.



BAB 3
PENGEMBANGAN SILABUS
A.            Silabus
1. Pengertian Silabus
            Istilah silabus dapat di definisikan sebagai “garis besar,ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajara” (salim, 1987:98). Silabus digunakan untuk menyebut  suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari setandar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin di capai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar.
            Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengetahuan, danpenyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan setempat.
2. Isi silabus
            Dikemukakan oleh Mulyani Sumantri (1988: 97) bahwa dalam isi silabus hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus di ajarkan selama waktu setahun atausatu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur:
a)      Tujuan mata pelajaran yang akan di ajarkan.
b)      Sasaran-sasaran mata pelajaran.
c)      Keterampilan yang diperlukan agardapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik.
d)      Urutan topik-topik yang diajarkan.
e)      Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran.
f)        Berbagai teknik evaluasi yangdigunakan.
3.      Manfaat Silabus
            Silabus bermanfaat sebagai pedoman  dalam pengembangan pembelajaran, silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.
4.      Prinsip Pengembangan Silabus
Beberapa perinsip yang mendasari pengembangan silabus antaralain: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevan, konsisten, konsisten dan kecukupan.
5.      Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
            Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh langkah utama sebagaimana tercantum  dalam buku pedoman umum pengembangan silabus (Depdiknas, 2004) yaitu: (1) penulisan identitas mata pelajaran, (2) perumusan standar kompetensi, (3) penentuan kompetensi dasar, (4) penentuan materi pokok dan uraiannya, . Contoh penjabaran standar kompetensi
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
1.      Menerapkan aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari
1.1  beriman kepada Allah dan memahami sifat-sifatnya.
1.2  Memahami lima asma Allah (Asmaul Husna)

 (5) penentuan pengalaman belajar, berikut disajikan strategi pengembangan pengalaman belajar ranah kognitif, psikomotorik, dan efektif, serta pengembangan  kecakapan hidup (life skil). (6) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator. (7) penjabaran indikator kedalam instrumen penelitian. Jenis tagihan yang dapat di gunakan antaralain sebagaiberikut:
·        Kuis. Bentuknya berupa isian singkat danmenanyakan hal-hal yang perinsip.
·        Pertanyaan lisan. Materi yang di tanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema.
·        Ulangan harian. Dilakukan di akhir pembelajaran.
·        Ulangan blok. Adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu.
·        Tugas individu. Dilakukan dalam waktu tertentu.
·        Tugas kelompok. Untuk menilai kompetensi kerja kelompok.
·        Responsi atau ujian praktek. Digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. (8) penentuan alokasi waktu. (9) penentuan sumber/ bahan ajar.
B.                 Silabus Dan Kisi-Kisi Penilaian
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa mendiagnosis kesulitan belajar, memberkan umpan balik dan memotivasi siswa untuk belajar.

BAB 4
PENGEMBANGAN KECAKAPAN
A.            Setrategi Mengembangkan Kecakapan
          Gagne dalam Winkel, (1996:369) menyatakan bahwa fase dalam kegiatan membelajarkan adalah sebagai berikut:
          Fase Motivasi, Peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi belajar siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaranyang harus dicapai.
          Fase Menaruhperhatian (Attention, Alartnes),siswa secara khusus memperhatikan hal yang akan dipelajari, sehingga konsentrasiterjamin.
          Fase Pengolahan, Siswa memahami informasi dalam short term memory (STM) atau memori jangka pendek dan mengolah informasi untuk diambil maknanya.
Fase Umpan Balik, Siswa mendapat konfirmasi tentang tepat tidaknya menyelesaian yang di temukannya.
1.      Pengembangan Pola Pikir (Kognitif)
        Pembinaan pola pikir/kognitif, yakni pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dan sifat fatonah Rasulullah.
Berkenaan dengan perkembangan pola pikir, Keneeth dalam Rosyada, (2004: 140) mengurut indikator-indikator kecakapan aspek kognitif dengan level kecakapan: 1) mengetahui dan mengingat (knowledge). 2) pemahaman (comprehension). 3) penerapan (application). 4) kemampuan menguraikan (analysis). 5) unifikasi (synthesis). 6) menilai (evaluation).Dari Ibnu Abbas r.a Rasulullah SAW bersabda: ajarkanlah anak-anakmu, mudahkanlah mereka dan jangan engkau persulit, berilah kabar gembira kepada mereka, dan janganlah engkau menjadikan mereka lari meninggalkanmu. Apabila salah seorang diantara kalian marah, maka diamlah (HR. Bukhori, Ahmad, Ibnu’Adiy, Qushabi, dan IbnuSyahnin).
2.      Pengembangan Sikap
            Bersikap adalah merupakan wujud keberanian untuk memilih secara sadar. Menurut Toto Tasmara, (2001:222) di dalam diri yang amanah ada beberapanilai yang melekat, yaitu:
1.      Rasa tanggung jawab (takwa). Mereka ingin menunjukan hasil yang optimal atau islah.
2.      Kecanduan kepantingan dan sense of urgency. Mereka merasakan bahwa hidupnya memiliki nilai, ada sesuatu yang penting.
3.      Al-amin, kredibel, ingin dipercaya dan mempercayai.
4.      Hormat dan dihormati.
Konsep pembelajaran yang terlalu menekankan pada penalaran/ hafalan akan sangat berpengaruh terhadap sikap  yang dimunculkan anak. Menghafal tentu adagunanya. Namun kalau kemudian menjadi dominan dan seluruh mata pelajaran harus di hafal, maka akan melahirkan anak didik yang kurang kreatif dan berani dalam mengungkapkannya sendiri.
Terdapat proses yang terjadi pada seseorang untuk memunculkan sikap yang positif maupun negatif, di antaranya:
a.      Prosespengkondisian (conditioning)
Secara konkrit proses pengkondisian atas sikap siswa di sekolah dapat dimanipulasi pula oleh guru.misalnya, bila siswa memperoleh prestasi, ia mungkin di perbolehkan untuk melakukan hal yang disukainya, atau guru memberikan hadiah berupa bukudan sebagainya.
b.      Belajar dari model (human modeling)
Perinsip modelingini sejalan dengan ungkapan Ki hadjar Dewantara ing ngarsa sung tulada. Fase dalam pembelajaran sikap atau tekanan yang harus diberikan pada hal-hal tertentu adalah: pemotivasian, pengkonsentrasia, pengolahan dan umpan balik.
1.      Perkembangan Psikomotor
Psikomotor yakni pembinaan tingkah laku dengan akhlak mulia sebagai penjabaran dari sifat sidik Rasulullah dan oembinaan keterampilan kepemimpinan yang visioner dan bijaksana sebagai penjabaran sifat tabligh Rasulullah. Biasanya suatu keterampilan motorik terdiri atas sejumlah sub komponen yang merupakan sub keterampilan atau keterampilan bagian.
B.            Pandangan Tentang Pembelajaran
          Terjadinya fase-fase dalam belajar yang demikian telah dicontohkan oleh Rasulullah dengan ungkapan-ungkapan hadistnya. “apakah engkau tahu kemana perginya matahari?, apakah engkau mau hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi? Apakah kalian ingin bersungguh-sungguh dalam berdoa? Apakah engkau ingin menjadi seperempatpenduduk syurga?.”
Pelajaran apakah yang dapat diambil daripertanyaan Rasulullah tersebut adalah:
1.      ketika pertanyaan di ajukan, dapat memotivasi pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut.
2.      pertanyaan dapat menjadikan pendengar merasa di tantang oleh pembicara.
3.      Mengajukan pertanyaan dapat mencapai tiga tujuan moral dan eduksi, yaitu: kognitif emosi dan kinetik.
4.      Pertanyaan juga dapat lebih menonjolkan informasi/ pengetahuan.
5.      Pertanyaan dapat membuat rangsangan bagi pendengarnya.

BAB 5
PENGEMBANGAN PERSIAPAN MENGAJAR
A.            Perencanaan Dan Implementasi Persiapan Pengajaran.
                                                    Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah-langkah aktivitas khsus yang akandi selesaikan oleh guru yaitu: pertama” mengdiagnosa kebutuhan peserta didik. “Kedua”memilih isi dan menentukan sasaran. “Ketiga”mengidentivikasi teknik-teknik pembelajaran. “Keempat”merencanakan aktivitas pembelajaran. “Kelima”memberikan motivasi danimplementasi program. “Keenam”merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu perencanaan yang dipusatkan kepada “pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat.”
B.            Prinsip-Prinsip Kegiatan Mengajar
(E. Mulyasa, 2004: 80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan persiapan pengajaran.
a.       Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas
b.      Persiapan mengajar harus sederhana dan pleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajarandan pembentukan potensi peserta didik
c.       Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
d.      Persiapan pengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
e.       Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim
C.            Komponen-Komponen Persiapan Mengajar
          Kenneth D. Moorw (2001: 126) berpendapat bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi topik pembahasan, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat atau mediayang dibutuhkan, dan evaluasi hasil belajar. Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs (1974) hendaknya engandung 3 komponen yang disebut anchorpoint, yaitu tujuan pengajaran, materi pelajaran atau bahanajar, dan evaluasi keberhasilan
D.           Rencana Pengajaran Dalam Kurikulum 1994 Vs Kurikulum 2004
No
ASPEK PEMBEDA
RP KURIKULUM 1994
RP KURIKULUM 2004
1
Hakikat RP administrasi
RP adalah persyaratan
RP benat-benar “rencana” guru
2
Kaitannya dengan bidang studi lain
Setiap bidang studi terpisah
Pem. Dapat di integrasikan dengan bidang studi lain
3
Rumusan tujuan
Tujuan dirinci sekecil mungkin dan berfokus pada pengetahuan
Hanya menggambarkan kompetensi yang akan di capai
4
Rincian media
Umumnya sekedar dicantumkan
Rincian media dan sumber belajar mengingatkan guru mengenai apa yang harus disiapkan
5
Langkah-langkah pembelajaran
Tahapan-tahapan pembelajaran tak selalu menjadi perintah
Langkah-langkah pembelajaran menjadi penting, didesain dengan bentuk skenario pembelajaran yang mengutamakan kegiatan siswa tahap demi tahap
6
Hasil yang dicapai
Hasilnya banyak, tapi dangkal dan kurang bermakna
Hasilnya sedikit tapi mendalam dan bermakna
7
Unsur evaluasi
Hasil belajar hanya dinilai dari tes tulis
Hasil belajar dinilai dengan berbagai cara dan berbagai sumber
E.     Model Persiapan Mengajar
1.      Model Ropes, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) review, yakni mencobba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya. 2) operview, yakni guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari otu dengan menyampaikan isi secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 3) presentatation, dalam hal ini guru sugah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. 4) eksercise,  yakni suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa memperaktekan pa yang telah meraka pahami. 5) summary, yakni untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran.
2.      Model satuan pelajaran, secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pembelajaran yakni sebagai berikut:
a.       Identitas mata pelajaran
b.      Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat dikutif atau diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerimyah
c.       Materi pokok
d.      Media
e.       Strategi pembelajaran



BAB 6
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A.            Pengelolaan Siswa
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multidimensional
1.      Masalah Siswa
Pollard dalam hilda karli (2004: 2006) mengelompokan kepribadian siswa dalam 6 kelompok besar, yaitu:
a.      Impulsivity/ Reflexivity
Gambaran impulsivity adalah orang yang tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas tanpa berfikur dahulu sedangkan reflexivity adalah orang yang sangat mempertimbangkan tugastanpa berkesudahan
b.      Extroversion
Gambaran ini adalah orang yang ramah, terbuka, bahkan kadang-kadang tergantung dari perlakuan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan intrversion adalah orang yang tertutup dan sangat pribadi malah kadang-kadang tidak mau bergaul dengan teman-temannya.
c.       Anxiety/ Adjustement
Gambaran anxiety adalah orang yang kursng merasa dapat bergaul dengan teman, guru, atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik dedangkan adjistement adalah orang yang merasa dapat bergaul dengan guru, teman atau dapat menyelesaikan nmasalah dengan baik.
d.      Pocillation/ Perseperanca
Gambaran pacilation orang yang konsenterasinya renbdah sering berubah-ubah, dan sering menyerah dalam pekerjaan sedangkam perseperance sebaliknya dari pocillation
e.      Competitipeness/ Collaboratipeness
Gambaran competitipeness adalah orang yang mengukur prestasinya dengan orang lain dan sukar bekerja sama dengan orang lain sedangkan collaboratipenessdalah orang yang sangat tergantung pada orang lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
2.      Pemecahan Masalah
a)      Usaha yang bersifat pencegahan.
b)      Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif).
B.            Pengelolaan Guru
          Beberapa perinsip dasar kode etik tersebut sebagaimana dikemukakan oleh M.Jadwal Ridla dalam bukunya, al-fikr al-tarbawiyyu al-islamiyyu Muqaddimat fi ushulih al-ijtima’iyyati wa al-aqlaniyyati yaitu :
          Prinsip pertama: keharusan ilmu dibarengi dengan pengamalannya.Prinsip kedua: bersikap kasih sayang terhadap siswa.Prinsip ketiga: menghindari diri dari ketamakan.Prinsi keempat: bersikap toleran dan pemaaf.Prinsip kelima:  menghargai kebenaran.Prinsip keenam: keadilan dan ke insyafan. Prinsip ketujuh: rendah hati. Prinsip kedelapan: ilmu adalah untuk pengabdian kepada orang lain.
C.     Pengelolaan Pembelajaran
1.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran
a)      Motivasi. b) fokus. c) pembicaraan tidak terlalu cepat. d) repetisi yakni melakukan tigakali pengulangan pada kalimat-kalimatnya. e)analog langsung. f) memperhatikan keragaman anak. g) memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu: kognitif, emosional dan kinetik. h) memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. i) menumbuhkan kreativitas anak. j) berbaur dengan anak-anak. k) aplikasi. l)doa. m) teladan.
2.      Prosedur Pembelajaran
a.      Pendekatan
Depag 2004 menyajikan konsep pendekatan terpadu dalam pembelajaran agama islam yang meliputi: keimanan, pengamalan, pembiasaan, rasional, emosional, fungsionaldan keteladanan.
b.      Metode
Metode yang bisa di terapkan dalam proses pembelajaran yakni: metode ceramah, metode tanya jawab, metode tulisan, metode diskusi, metode pemecahan masalah (problem solving), metode kisah, metode perumpamaan, metode pemahaman dan penalaran, metode perintah berbuat baik dan salingmenasehati, metode suritauladan, metode hikmah dan mau’izhah hasanah, metode peringatan dan pemberian motivasi, metode karya wisata, pemberian ampunan dan bimbingan, metode kerjasama, metode tadrij (pentahapan),.
c.       Teknik
Ø  Teknik indoktrinasi, prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) tahap brain washing, yakni pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siswa untuk di kacaukan. Sehingga mereka mereka tidak mempunyai pendirian lagi. 2) tahapan menanamkan fanatisme, yakni pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide baru yang dianggap benarsehingga nilai-nilaiyangditanamkannya masuk kepada anak tanpa melalui pertimbangan rasional yang mapan.
Ø  Teknik moral reasoning, langkah-langkah tekniknya sebagai berikut: penyajian dilema moral, pembagian kelompok diskusi, hasil diskusi dibawa ke dalam kelas, mengorganisasikan niliai-nilai yang terpilih tersebut dalam dirinya.
Ø  Teknik meramalkan konsekuensi.
Ø  Teknik klarifikasi.
Ø  Teknik internasional.
D.           Pengelolaan Lingkungan Kelas
          Lingkungan kondusif menurut E. Mulyasa (2004: 16) dapat dilakukan melalui beberapa layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1.      Memberikan pilihan kepada peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2.      Memberikan pelajaran remidial bagi parapeserta didik yang kurang berprestasi.
3.      Mengembangkan organisasi kelas yang epektif, menarik, nyaman dan aman.
4.      Menciptakan suasana saling menghargai.
5.      Melibatkan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
6.      Mengembangkan proses pembelajaran  sebagai tanggung jawab bersama.
7.      Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan evaluasi diri.
KONDISI FISIK
a.       Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar. Jika ruangan kelas memakai hiasan pakailah hiasan yang memiliki nilai pendidikan.
b.      Pengaturan tempat duduk. Yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka.
c.       Ventilasi dan pengaturan cahaya. Harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.      Pengaturan penyimpanan barang-barang.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas adalah:
·        Ruangkelas harus di usahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) ukuran kelas 8m x7m. 2) dapat memberikan kebebasan bergerak, komunikasi pandangan dan pendengaran.3) cukup cahaya dan sirkulasi udara. 4) pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak luas.
·        Daun jendela tidak mengganggun lalulintas pada selayar peralatan dan perabot yang harus ada dalam ruang kelas, antaralain: meja kursi untuk guru dan siswa, papantulis, papan panel, almari, rak buku ruang, alatpembersih, kalender pendidikan, tempatbendera merah putih, daftar/jadwal pelajaran, gambar atau denah kelas termasuk tempat duduk siswa, taplak meja, tempat bunga, keranjang sampah, lap/ serebet.
E.            Pengembangan Sumber Dan Bahan Ajar.
1.      Sumber Belajar
Sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
·        Tempat atau lingkungan alam sekitar.
·        Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik.
·        Orang yaitu siapasaja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu.
·        Buku yaitu segala macam buku  yang dapat dibaca  secara mandiri oleh peserta didik dan dapat di kategorikan sebagai sumber belajar.
·        Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi.
a.       Fungsi riset dan teori
Adalah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber belajar, pelajar dan fungsi tugas.
b.      Fungsi desain
Adalah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan berikut isi-isi mata pelajarannya.
c.       Fungsi produksi dan penempatan
Adalah menjabarkan secara khusus sumber kedalam sumber konkret.
d.      Fungsi evaluasi dan seleksi
Untukmenentukan atau menilai penerimaan (sejenis kriteria) sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain.
e.       Fungsi organisasi dan pelayanan
Untuk membuat ataumenjadikan sumber-sumber dan informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa.
2.      Bahan Ajar
a.       Jenis bahan ajar, bentuk bahan ajar paling tidak dapat di kelompokan menjadi empat:
1.      Bahan cetak (printed) antaralain hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
2.      Bahan ajar dengar (audio), yaitu kaset/piringan hitam/compact disk.
3.      Bahan ajar Pandangan Dengar (audio visual), yaitu vidio/film, orang atau narasumber
4.      Bahan ajar Interaktif, yaitu menurut Guidelines for Bhigbliographic Description of Interactive Multimedia, p. 1 . multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)
BAB 7
SISTEM PENILAIAN DAN PROGRAM TINDAK LANJUT
A.     Prinsip-Prinsip Dan Setrategi Penilaian Kelas
1.      Pengertian Penilaian Otentik (Authrntic Assesment)
Berikut adalah prinsip penilaian otentik:
·        Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
·        Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata.
·        Penilaian harus menggunakan berbagaiukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
·        Penilaian harus bersifat holistikyang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori motorik).
2.      Tujuan Penilaian Kelas
Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan:
a.       Penelusuran (keeping track).
b.      Pengecekan (checking-up).
c.       Pencarian (finding out).
d.      Penyimpulan (summimg –up).
3.      Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas yang disusun secaraberencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan balik.
4.      Primsip Penilaian Kelas
Agar penilain memiliki fungsi maka harus diperhatikan beberapa hal berikut.
·        Mengacu ke kemampuan (competency referenced), penilaian kelas perlu di susun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang telah di tentukan dalam kurikulum.
·        Berkelanjutan (continuous), penilaian yang dilakukan dikelas oleh guru harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran.
·        Didaktis, alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupates maupun non tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak.
·        Menggali informasi, penilaian kelas yang baik dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
·        Melihat yang benar dan yang salah.
·        Prosedur dan metode penilaian, penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar.
B.            Ragam Penilaian Kelas
1.      Penilaian Kelas
a.      Tujuan penggunaan test
·        Mendiagnosa (kekuatan dan kelemahan).
·        Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan  atau pemahaman).
·        Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapi.
·        Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok.
·        Monitoring standar pendidikan.
b.      Fungsi
Formatif di kelas/ classroom formatif assessmenet
·        Dilakukan saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
·        Dilaksanakan secara periodi.
·        Mencakupsemua pelajaran yang telah di ajarkan.
·        Bertujuan mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses balajar mengajar
·        Dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar
Sumatif di kelas/classroom summatif assessment
·        Materi yang diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu program tahunan atau semesteran
·        Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semester
·        Bertujuan untuk mengukut keberhasilan peserta didik secera menyeluruh
Hasil penelitian sumatifdigunakan antara lain untuk penentuan kenaikan kelas, kelulusan sekolah dan sebagainya.
c.       Bentuk Instrumen Tes Dan Penskorannya
OBYEKTIF
1)      Pilihan ganda, dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berfikir rendah seperti pengetahuan dan pemahaman sampai padatingkat berfikir tinggi seperti aplikas, analisis, sintesis dan evaluasi.
2)      Benar-salah
Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau salahatau ya dan tidak. Dalam menyusun intrumen pertanyaan benar salah harus diusahakan menghindari kata terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar, dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta tes dalam menjawab.
3)      Menjodohkan, bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat barfikir yang terlibat cenderung rendah
NON-OBJEKTIF
4)      Jawaban singkat atauisian singkat, dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban
SOAL URAIAN
5)      Uraian objektif, pertanyaan yang bisa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya
6)      Uraian bebas, bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam setiap ranah kognitif
7)      Pertanyaan lisan, penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0-10 atau 0-100
2.      Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
a.      Langkah-Langkah Penilaian Kinerja
1)      Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik)
2)      Menuliskan prilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas danmenghasilkan hasil akhir (output yang terbaik)
3)      Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
4)      Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (obsertable) atau karakteristik produk yang dihasilkan
b.      Metode Yang Dapat Digunakan
1)      Metode holistik, digunakan pabila pensektor (rater) hany memberikan satu buah skor atau nilai berdasarkan penilaian meraka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta
2)      Metode analitic, para penskor memberikan penilaian pada berbagai] aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai./ dapat menggunakan checklist dan rating scale
3.      Penilaina Portofolio
a.      Tujuan Portofolio
·        Menghargai perkembangan yang dialami siswa
·        Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
·        Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
·        Mereflesikan kesanggupam, mengambilresiko dan melakukan eksperimentasi
·        Meningkatkan efektifitas proses pembelajaran
b.      Prinsip Portofolio
·        Saling percaya mutual trust) antara guru dan siswa
·        Kerahasiaan bersama antara guru
·        Milik bersama, kepuasan, kesesuaian, penilaian, proses dan hasil
c.       Metode Portofolio
·        Pengumpulan (storing)
·        Pemilihan (sorping)
·        Penetapan (dating) dari suatu tugas
Menurut nitko (2000) secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu portofolio ideal, portofolio penampilan, portofolio dokumentasi, portofolio evaluasi dan portofolio kelas
d.      Pedoman penerapan penilaian portofolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh guru :
1)      Memastikam bahwa siswa memiliki portofolio
2)      Bahan penelitian
4.      Penilaian proyek
a.       Konsep penilaian proyek
Proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tau periode tertentu
b.      Konteks dan tujuan penialaian proyek
c.       Perencanaan penilaian proyek, terdapat tiga hal yang mesti di perhatikan
·        Kemampuan pengelolaan
·        Relevansi
·        Keaslian
d.      Judging proyek
·        Metode judgement
·        Keterbandingan judgement
e.       Estimasi dan pelaporan prestasi
Penilaian proyek merupakan salah satu bukti untuk ditempatkan pada peta kemajuan belajar siswa.
5.      Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment)
a.       Tahapan dalam membuat suatu hasil kerja.
1.      Perencanaan dalam menilai hasil kerja siswa.
2.      Tujuan dilakukannya penilaian hasil kerja.
3.      Pengelolaan hasil kerjapenilaian dan pencataan hasil kerja siswa.
·        Anekdotal, merupakan cataan yang dibuat oleh guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktukegiatan belajar mengajar.
·        Skalapenilaian analisis penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria.
·        Skalapenilaian holistik, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.
6.      Penilaian Sikap
a.       Sikap dan Objek sikap yang perlu Dinilai
Diantaranya sikap terhadap mata pelajaran, sikap guru terhadap mata pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran dll.
b.      Tindak lanjut
Hasil penilain sikap perludi manfaatkan dan ditindak lanjuti. Hasil pengukuran dan penilaian sikap siswa dalam kelas, tujuan utamanya bukanlah untuk dilaporkan dalam bentuk angka, seperti penguasaan pengetahuan (domain kognitif) atau keterampilan (domain psikomotor).
7.      Penilaian Diri, ciri-cirinya: termotivasi diri, adanya komitmen kepala sekolah, tersosialisasidengan baik, berlangsung berkesinambungan, transparasi.
8.      Peta perkembangan hasil belajar
a.       Tujuan peta perkembangan hasil belajar.
·        Acuan guru dalam memantau perkembangan belajar siswa.
·        Acuan guru dalam mengestimasi tingkat keberhasilan (pencapaian pengetahuan).
Hal utama yang harus ada pada peta perkembangan belajar siswa adalah deskripsi tentang kemampuan/kompetensi/ keterampilan siswa yang di kembangkan dalam kegiatan belajar mengajar .
b.      Penentuan skala lokasi pada peta
·        Kalibrasi prilaku
·        Pembagiandalam level kemampuan.
·        Menggunakan skala numerik (nilai).
9.      Analisisinstrumen
10.  Evaluasi hasil penilaian
C.     Program Tindak Lanjut
1.      Masalah-Masalah Belajar
Pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas:
·        Sangat cepat dalam belajar, Keterlambatan akademik,Lambat belajar, penempatan kelas, kurang motif dalam belajar, sikap dan kebiasaan buruk, kehadiran di madrasah.
2.      Identifikasi Murid Bermasalah
a.       Penilaian hasil belajar.
b.      Pemanfaatan hasil tes intelegensi
0-ke atas –sangat tinggi
120-130-tinggi
110-119-diatas biasa
100-109-biasa/sedang
90-99-dibawah biasa
80-89-rendah
79-sangat rendah
c.       Pengamatan (observasi)
3.      Pengungkapan Masalah Belajar
a.       Faktor-faktor yang bersumber dari murid
1)      Tingkat kecerdasan rendah.
2)      Kesehatan sering terganggu.
3)      Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik.
4)      Gangguan alat perseptual.
5)      Tidak menguasai cara-cara belajar yang baik.
b.      Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga.
1)      Kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai.
2)      Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua.
3)      Harapan orangtua terlalu tinggi terhadap anak.
4)      Orangtua pilih kasih terhadap anak.
c.       Faktor-faktor yang bersumber: dari lingkungan sekolah/madrasah dan Masyarakat.
4.      Membantu Murid Mengatasi Mengatasi Masalah Belajar
a.       Program perbaikan.
1)      Cara yang ditempuh.
2)      Materi dan waktu pelaksaan program perbaikan.
b.      Program Pengayaan
Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat belajar.
D.           Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya.
1.      Pelaporan hasil penilaian.
a.       Laporan untuk siswa dan orang tua.
b.      Laporan untuk sekolah.
c.       Laporan untuk masyarakat.
2.      Pemanfaatan hasil penilaian
a.       Untuk siswa.
b.      Untuk orangtua.
c.       Untuk guru dan kepala sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar