JUDUL BUKU
|
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
|
PENULIS
|
ABDUL MAJID,
S.AG.,M.PD.
|
EDITOR
|
MUKHLIS
|
VOLUME
|
291 HAL
|
PENERBIT
|
PT REMAJA ROSDAKARYA
|
CETAKAN
|
CETAKAN KE-1 S.D 7,
TAHUN 2005-2011
CETAKAN KE 8, OKTOBER
2011
|
ISBN
|
979-692-493-5
|
BAB 1
PENDAHULUAN
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikanseakan tidak
pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan.
A.
Setandar
Kompetensi Guru
Setandar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah di
kembangkan dan di tetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan menejemen yang
efektif. Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh
tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk di anggap
mampu untuk melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
Setandar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan buku
dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Ruanglingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponen, yaitu:
Pertama, komponen
kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencakup:( 1) penyusunan perencanaan
pembelajaran. (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar. (3) penilaian
prestasi belajar peserta didik. (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
Kedua, komponen
kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada pengembangan profesi.
Ketiga, komponen
kompetensi penguasaan akademik yang mencakup: (1) pemahaman wawasan
kependidikan. (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004:9).
B.
Pengembangan
Kompetensi Guru
Proses
pengembangan standar kompetensi guru dapat dilakukan melalui:
1.
Penelitian
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis upaya penelitian yang dilakukan
dalam pengembangan kaitan mutu guru:
a)
Mengidentifikasi
masalah pendidikan yang dihadapi terutama tentang mutu kinerja guru.
b)
Mengkaji
prakondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan suatu standar kompetensi
guru dalam sistem yang ada.
c)
Penelitian
yang melekat didalam pengembangan standar itu sendiri untuk mengetahui
efektifitas atau ke laikan dari standar yang sedang di kembangkan dalam
menghasilkan standar baku kompetensi guru.
2.
Pengembangan
Ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya pengembangan
standar kompetensi guru:
a)
Kejelasan
permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dari proses guru, antisipasi kendala
yang bakal di hadapinya.
b)
Permasalahan
yang jelas serta tujuan yang spesifik.
c)
Antisifasi
kendala.
d)
Melalui
proses identifikasi dan seleksi berbagai alternatif pemecahan.
e)
Sekalipun
uji coba suatu standar kompetensi dalam skala terbatas, kadang-kadang
mengandung kelemahan (terutama dalam prediksi kelaikan large scale
implementation)
C.
Pemberdayaan
Guru
Pembelajaran
atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk
membelajarkan siswa (Degeng, 1989). Dengan demikian inti dari perencanaan
pembelajaran adalah proses memilih,menetapkan dan mengembangkan pendekatan,
metode dan taknik pembelajaran serta mengukur tingkat keberhasilan proses
pembelajarandalam mencapai hasil pembelajaran.
BAB II
KONSEP DASAR
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A.
Pengertian
Pengertian perencanaan menurut beberapa ahli:
William H. Newman dalam bukunya
Administrasi Action Techniques of
Organizating and Management : mengatakan bahwa “ perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan.”
Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang
digariskan.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukaan bahwa perencanaan adalah
awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang
didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam
permasalahan.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh para guru dalam membimbig, membantu, dan mengarahkan peserta
didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Berdasarkan uraian diatas konsep perencanaan pengajaran dapat di
lihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a.
Perencanaan
pengajaran teknologi.
b.
Perencanaan
pengaaran sebagai suatu sistem.
c.
Perencanaan
pengaajaran sebagai sebuah disiplin perencanaan pengajaran sebagai sains
(science).
d.
Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah proses.
e.
Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah realitas.
B.
Dmensi-Dimensi
Perencanaan
Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan
dengan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam
perencanaan pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut
Harjanto (1997:5) memungkinkan di adakannya perencanaan komprehensif yang
menalar dan efisien, yakni: signifikansi, feasibilitas, relevansi, kepastian,
ketelitian, adaptabilitas, waktu, monitoring, dan isi perencanaan. Hidayat
(1990:11) mengemukaan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan
pembelajaran antaralain:
a.
Memahami
kurikulum.
b.
Menguasai
bahan ajar.
c.
Menyusun
program pengajaran.
d.
Melaksanakan
program pengajaran.
e.
Menila
program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
C.
Manfaat
Perencanaan Pengajaran
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu:
a.
Petunjuk
arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b.
Sebagai
poladasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
c.
Sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d.
Sebagai
alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e.
Untukmenghemat
waktu, tenaga,alat-alat dan biaya.
D.
Desain
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Rumusan ini menunjukan bahwa pendidikan mengacu pada upaya
penyiapan individu agar mampu melakukan perangkat kompetensi yang diperlukan.
Langkah-langkah
pengembangan pembelajaran tersebut dikemukaan oleh Stanley Elam (1971) dan
Oemar Hamalik (2002:92) sebagai berikut.
Langkah ke-1
spesifikan asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar.
Langkah ke-2
mengidentifikasi kompetensi.
Langkah ke-3 menggambarkan secara spesifik
kompetensi-kompetensi.
Langkah ke-4
menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment.
Langkah ke-5
pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran.
Langkah ke-6 desain
setrategi pembelajaran.
Langkah ke-7
mengorganisasikan sistem pengelolaan.
Langkah ke-8
melaksanakan percobaan program.
Langkah ke-9 menilai
desain pembelajaran.
Langkah ke-10
memperbaiki program.
BAB
3
PENGEMBANGAN
SILABUS
A.
Silabus
1.
Pengertian
Silabus
Istilah silabus dapat di definisikan sebagai “garis
besar,ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajara” (salim,
1987:98). Silabus digunakan untuk menyebut
suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
setandar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin di capai, dan pokok-pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar
kompetensi dan kemampuan dasar.
Silabus adalah rancangan
pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada
jenjang dan kelas tertentu,sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengetahuan, danpenyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan
ciri dan kebutuhan setempat.
2.
Isi
silabus
Dikemukakan oleh Mulyani Sumantri (1988: 97) bahwa dalam isi
silabus hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus di ajarkan
selama waktu setahun atausatu semester. Pada umumnya suatu silabus paling
sedikit harus mencakup unsur-unsur:
a)
Tujuan
mata pelajaran yang akan di ajarkan.
b)
Sasaran-sasaran
mata pelajaran.
c)
Keterampilan
yang diperlukan agardapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik.
d)
Urutan
topik-topik yang diajarkan.
e)
Aktivitas
dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran.
f)
Berbagai
teknik evaluasi yangdigunakan.
3.
Manfaat
Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman
dalam pengembangan pembelajaran, silabus juga bermanfaat sebagai pedoman
untuk merencanakan pengelolan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil
atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat
untuk mengembangkan sistem penilaian.
4.
Prinsip
Pengembangan Silabus
Beberapa
perinsip yang mendasari pengembangan silabus antaralain: ilmiah, memperhatikan
perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevan, konsisten, konsisten dan
kecukupan.
5.
Langkah-Langkah
Pengembangan Silabus
Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri
atas tujuh langkah utama sebagaimana tercantum
dalam buku pedoman umum pengembangan silabus (Depdiknas, 2004) yaitu:
(1) penulisan identitas mata pelajaran, (2) perumusan standar kompetensi, (3)
penentuan kompetensi dasar, (4) penentuan materi pokok dan uraiannya, . Contoh
penjabaran standar kompetensi
Standar
kompetensi
|
Kompetensi
dasar
|
1.
Menerapkan
aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari
|
1.1
beriman
kepada Allah dan memahami sifat-sifatnya.
1.2
Memahami
lima asma Allah (Asmaul Husna)
|
(5) penentuan pengalaman
belajar, berikut disajikan strategi pengembangan pengalaman belajar ranah
kognitif, psikomotorik, dan efektif, serta pengembangan kecakapan hidup (life skil). (6) penjabaran
kompetensi dasar menjadi indikator. (7) penjabaran indikator kedalam instrumen
penelitian. Jenis tagihan yang dapat di gunakan antaralain sebagaiberikut:
·
Kuis.
Bentuknya berupa isian singkat danmenanyakan hal-hal yang perinsip.
·
Pertanyaan
lisan. Materi yang di tanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau
teorema.
·
Ulangan
harian. Dilakukan di akhir pembelajaran.
·
Ulangan
blok. Adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi
dasar dalam satu waktu.
·
Tugas
individu. Dilakukan dalam waktu tertentu.
·
Tugas
kelompok. Untuk menilai kompetensi kerja kelompok.
·
Responsi
atau ujian praktek. Digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya. (8) penentuan alokasi waktu. (9) penentuan sumber/ bahan ajar.
B.
Silabus
Dan Kisi-Kisi Penilaian
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa mendiagnosis kesulitan belajar, memberkan umpan balik dan
memotivasi siswa untuk belajar.
BAB 4
PENGEMBANGAN KECAKAPAN
A.
Setrategi
Mengembangkan Kecakapan
Gagne dalam Winkel, (1996:369) menyatakan bahwa fase dalam kegiatan
membelajarkan adalah sebagai berikut:
Fase Motivasi, Peran
guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi belajar siswa dan menyadarkan
siswa akan tujuan pembelajaranyang harus dicapai.
Fase
Menaruhperhatian (Attention, Alartnes),siswa secara khusus memperhatikan
hal yang akan dipelajari, sehingga konsentrasiterjamin.
Fase Pengolahan, Siswa
memahami informasi dalam short term memory (STM) atau memori jangka
pendek dan mengolah informasi untuk diambil maknanya.
Fase Umpan Balik, Siswa
mendapat konfirmasi tentang tepat tidaknya menyelesaian yang di temukannya.
1.
Pengembangan
Pola Pikir (Kognitif)
Pembinaan pola pikir/kognitif, yakni pembinaan kecerdasan dan ilmu
pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dan sifat fatonah Rasulullah.
Berkenaan
dengan perkembangan pola pikir, Keneeth dalam Rosyada, (2004: 140) mengurut
indikator-indikator kecakapan aspek kognitif dengan level kecakapan: 1)
mengetahui dan mengingat (knowledge). 2) pemahaman (comprehension). 3)
penerapan (application). 4) kemampuan menguraikan (analysis). 5)
unifikasi (synthesis). 6) menilai (evaluation).Dari Ibnu Abbas
r.a Rasulullah SAW bersabda: ajarkanlah anak-anakmu, mudahkanlah mereka dan
jangan engkau persulit, berilah kabar gembira kepada mereka, dan janganlah
engkau menjadikan mereka lari meninggalkanmu. Apabila salah seorang diantara
kalian marah, maka diamlah (HR. Bukhori, Ahmad, Ibnu’Adiy, Qushabi, dan
IbnuSyahnin).
2.
Pengembangan
Sikap
Bersikap adalah
merupakan wujud keberanian untuk memilih secara sadar. Menurut Toto Tasmara,
(2001:222) di dalam diri yang amanah ada beberapanilai yang melekat, yaitu:
1.
Rasa
tanggung jawab (takwa). Mereka ingin menunjukan hasil yang optimal atau islah.
2.
Kecanduan
kepantingan dan sense of urgency. Mereka merasakan bahwa hidupnya memiliki
nilai, ada sesuatu yang penting.
3.
Al-amin,
kredibel, ingin dipercaya dan mempercayai.
4.
Hormat
dan dihormati.
Konsep pembelajaran yang terlalu menekankan pada penalaran/ hafalan
akan sangat berpengaruh terhadap sikap
yang dimunculkan anak. Menghafal tentu adagunanya. Namun kalau kemudian
menjadi dominan dan seluruh mata pelajaran harus di hafal, maka akan melahirkan
anak didik yang kurang kreatif dan berani dalam mengungkapkannya sendiri.
Terdapat proses yang terjadi pada seseorang untuk memunculkan sikap
yang positif maupun negatif, di antaranya:
a.
Prosespengkondisian
(conditioning)
Secara konkrit
proses pengkondisian atas sikap siswa di sekolah dapat dimanipulasi pula oleh
guru.misalnya, bila siswa memperoleh prestasi, ia mungkin di perbolehkan untuk
melakukan hal yang disukainya, atau guru memberikan hadiah berupa bukudan
sebagainya.
b.
Belajar
dari model (human modeling)
Perinsip
modelingini sejalan dengan ungkapan Ki hadjar Dewantara ing ngarsa sung
tulada. Fase dalam pembelajaran sikap atau tekanan yang harus diberikan
pada hal-hal tertentu adalah: pemotivasian, pengkonsentrasia, pengolahan dan
umpan balik.
1.
Perkembangan
Psikomotor
Psikomotor
yakni pembinaan tingkah laku dengan akhlak mulia sebagai penjabaran dari sifat sidik
Rasulullah dan oembinaan keterampilan kepemimpinan yang visioner dan bijaksana
sebagai penjabaran sifat tabligh Rasulullah. Biasanya suatu keterampilan
motorik terdiri atas sejumlah sub komponen yang merupakan sub keterampilan atau
keterampilan bagian.
B.
Pandangan
Tentang Pembelajaran
Terjadinya fase-fase dalam belajar yang demikian telah dicontohkan
oleh Rasulullah dengan ungkapan-ungkapan hadistnya. “apakah engkau tahu kemana
perginya matahari?, apakah engkau mau hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu
terpenuhi? Apakah kalian ingin bersungguh-sungguh dalam berdoa? Apakah engkau
ingin menjadi seperempatpenduduk syurga?.”
Pelajaran apakah yang dapat diambil daripertanyaan Rasulullah
tersebut adalah:
1.
ketika
pertanyaan di ajukan, dapat memotivasi pendengar untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
2.
pertanyaan
dapat menjadikan pendengar merasa di tantang oleh pembicara.
3.
Mengajukan
pertanyaan dapat mencapai tiga tujuan moral dan eduksi, yaitu: kognitif emosi
dan kinetik.
4.
Pertanyaan
juga dapat lebih menonjolkan informasi/ pengetahuan.
5.
Pertanyaan
dapat membuat rangsangan bagi pendengarnya.
BAB 5
PENGEMBANGAN
PERSIAPAN MENGAJAR
A.
Perencanaan
Dan Implementasi Persiapan Pengajaran.
Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan
langkah-langkah aktivitas khsus yang akandi selesaikan oleh guru yaitu: pertama”
mengdiagnosa kebutuhan peserta didik. “Kedua”memilih isi dan menentukan
sasaran. “Ketiga”mengidentivikasi teknik-teknik pembelajaran. “Keempat”merencanakan
aktivitas pembelajaran. “Kelima”memberikan motivasi danimplementasi
program. “Keenam”merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu perencanaan
yang dipusatkan kepada “pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat.”
B.
Prinsip-Prinsip
Kegiatan Mengajar
(E. Mulyasa,
2004: 80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan persiapan pengajaran.
a.
Rumusan
kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas
b.
Persiapan
mengajar harus sederhana dan pleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajarandan pembentukan potensi peserta didik
c.
Kegiatan-kegiatan
yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan
sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
d.
Persiapan
pengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
e.
Harus
ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim
C.
Komponen-Komponen
Persiapan Mengajar
Kenneth D. Moorw (2001: 126) berpendapat bahwa komposisi format
rencana pembelajaran meliputi topik pembahasan, tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat atau mediayang dibutuhkan, dan evaluasi
hasil belajar. Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs (1974)
hendaknya engandung 3 komponen yang disebut anchorpoint, yaitu tujuan
pengajaran, materi pelajaran atau bahanajar, dan evaluasi keberhasilan
D.
Rencana
Pengajaran Dalam Kurikulum 1994 Vs Kurikulum 2004
No
|
ASPEK PEMBEDA
|
RP KURIKULUM 1994
|
RP KURIKULUM 2004
|
1
|
Hakikat RP administrasi
|
RP adalah persyaratan
|
RP benat-benar “rencana” guru
|
2
|
Kaitannya dengan bidang studi lain
|
Setiap bidang studi terpisah
|
Pem. Dapat di integrasikan dengan bidang studi lain
|
3
|
Rumusan tujuan
|
Tujuan dirinci sekecil mungkin dan berfokus pada pengetahuan
|
Hanya menggambarkan kompetensi yang akan di capai
|
4
|
Rincian media
|
Umumnya sekedar dicantumkan
|
Rincian media dan sumber belajar mengingatkan guru mengenai apa
yang harus disiapkan
|
5
|
Langkah-langkah pembelajaran
|
Tahapan-tahapan pembelajaran tak selalu menjadi perintah
|
Langkah-langkah pembelajaran menjadi penting, didesain dengan
bentuk skenario pembelajaran yang mengutamakan kegiatan siswa tahap demi
tahap
|
6
|
Hasil yang dicapai
|
Hasilnya banyak, tapi dangkal dan kurang bermakna
|
Hasilnya sedikit tapi mendalam dan bermakna
|
7
|
Unsur evaluasi
|
Hasil belajar hanya dinilai dari tes tulis
|
Hasil belajar dinilai dengan berbagai cara dan berbagai sumber
|
E.
Model
Persiapan Mengajar
1.
Model
Ropes, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) review, yakni mencobba
mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
sebelumnya. 2) operview, yakni guru menjelaskan program pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari otu dengan menyampaikan isi secara singkat dan strategi
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 3) presentatation, dalam hal ini
guru sugah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi
sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. 4) eksercise, yakni suatu proses untuk memberikan
kesempatan kepada siswa memperaktekan pa yang telah meraka pahami. 5) summary,
yakni untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran.
2.
Model
satuan pelajaran, secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan
pembelajaran yakni sebagai berikut:
a.
Identitas
mata pelajaran
b.
Kompetensi
dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat dikutif
atau diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh
pemerimyah
c.
Materi
pokok
d.
Media
e.
Strategi
pembelajaran
BAB 6
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A.
Pengelolaan
Siswa
Belajar
merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multidimensional
1.
Masalah
Siswa
Pollard dalam
hilda karli (2004: 2006) mengelompokan kepribadian siswa dalam 6 kelompok
besar, yaitu:
a.
Impulsivity/
Reflexivity
Gambaran impulsivity adalah orang yang tergesa-gesa dalam
mengerjakan tugas tanpa berfikur dahulu sedangkan reflexivity adalah orang yang
sangat mempertimbangkan tugastanpa berkesudahan
b.
Extroversion
Gambaran ini adalah orang yang ramah, terbuka, bahkan kadang-kadang
tergantung dari perlakuan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan intrversion
adalah orang yang tertutup dan sangat pribadi malah kadang-kadang tidak mau
bergaul dengan teman-temannya.
c.
Anxiety/
Adjustement
Gambaran anxiety adalah orang yang kursng merasa dapat bergaul
dengan teman, guru, atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik
dedangkan adjistement adalah orang yang merasa dapat bergaul dengan guru, teman
atau dapat menyelesaikan nmasalah dengan baik.
d.
Pocillation/
Perseperanca
Gambaran pacilation orang yang konsenterasinya renbdah sering
berubah-ubah, dan sering menyerah dalam pekerjaan sedangkam perseperance
sebaliknya dari pocillation
e.
Competitipeness/
Collaboratipeness
Gambaran competitipeness adalah orang yang mengukur prestasinya
dengan orang lain dan sukar bekerja sama dengan orang lain sedangkan collaboratipenessdalah
orang yang sangat tergantung pada orang lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
2.
Pemecahan
Masalah
a)
Usaha
yang bersifat pencegahan.
b)
Usaha
yang bersifat penyembuhan (kuratif).
B.
Pengelolaan
Guru
Beberapa perinsip dasar kode etik tersebut sebagaimana dikemukakan
oleh M.Jadwal Ridla dalam bukunya, al-fikr al-tarbawiyyu al-islamiyyu
Muqaddimat fi ushulih al-ijtima’iyyati wa al-aqlaniyyati yaitu :
Prinsip pertama: keharusan
ilmu dibarengi dengan pengamalannya.Prinsip kedua: bersikap kasih sayang
terhadap siswa.Prinsip ketiga: menghindari diri dari ketamakan.Prinsi
keempat: bersikap toleran dan pemaaf.Prinsip kelima: menghargai kebenaran.Prinsip keenam: keadilan
dan ke insyafan. Prinsip ketujuh: rendah hati. Prinsip kedelapan:
ilmu adalah untuk pengabdian kepada orang lain.
C.
Pengelolaan
Pembelajaran
1.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran
a)
Motivasi.
b) fokus. c) pembicaraan tidak terlalu cepat. d) repetisi yakni melakukan
tigakali pengulangan pada kalimat-kalimatnya. e)analog langsung. f)
memperhatikan keragaman anak. g) memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu:
kognitif, emosional dan kinetik. h) memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
anak. i) menumbuhkan kreativitas anak. j) berbaur dengan anak-anak. k)
aplikasi. l)doa. m) teladan.
2.
Prosedur
Pembelajaran
a.
Pendekatan
Depag 2004 menyajikan konsep pendekatan terpadu dalam pembelajaran
agama islam yang meliputi: keimanan, pengamalan, pembiasaan, rasional,
emosional, fungsionaldan keteladanan.
b.
Metode
Metode yang bisa di terapkan dalam proses pembelajaran yakni:
metode ceramah, metode tanya jawab, metode tulisan, metode diskusi, metode
pemecahan masalah (problem solving), metode kisah, metode perumpamaan, metode
pemahaman dan penalaran, metode perintah berbuat baik dan salingmenasehati,
metode suritauladan, metode hikmah dan mau’izhah hasanah, metode peringatan dan
pemberian motivasi, metode karya wisata, pemberian ampunan dan bimbingan,
metode kerjasama, metode tadrij (pentahapan),.
c.
Teknik
Ø Teknik indoktrinasi, prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa
tahap, yaitu: 1) tahap brain washing, yakni pendidik memulai pendidikan
nilai dengan jalan merusak tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siswa
untuk di kacaukan. Sehingga mereka mereka tidak mempunyai pendirian lagi. 2)
tahapan menanamkan fanatisme, yakni pendidik berkewajiban menanamkan
ide-ide baru yang dianggap benarsehingga nilai-nilaiyangditanamkannya masuk
kepada anak tanpa melalui pertimbangan rasional yang mapan.
Ø Teknik moral reasoning, langkah-langkah tekniknya sebagai berikut:
penyajian dilema moral, pembagian kelompok diskusi, hasil diskusi dibawa ke
dalam kelas, mengorganisasikan niliai-nilai yang terpilih tersebut dalam
dirinya.
Ø Teknik meramalkan konsekuensi.
Ø Teknik klarifikasi.
Ø Teknik internasional.
D.
Pengelolaan
Lingkungan Kelas
Lingkungan kondusif menurut E. Mulyasa (2004: 16) dapat dilakukan
melalui beberapa layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1.
Memberikan
pilihan kepada peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan
tugas pembelajaran.
2.
Memberikan
pelajaran remidial bagi parapeserta didik yang kurang berprestasi.
3.
Mengembangkan
organisasi kelas yang epektif, menarik, nyaman dan aman.
4.
Menciptakan
suasana saling menghargai.
5.
Melibatkan
peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
6.
Mengembangkan
proses pembelajaran sebagai tanggung
jawab bersama.
7.
Mengembangkan
sistem evaluasi belajar dan evaluasi diri.
KONDISI FISIK
a.
Ruang
tempat berlangsung proses belajar mengajar. Jika ruangan kelas memakai hiasan
pakailah hiasan yang memiliki nilai pendidikan.
b.
Pengaturan
tempat duduk. Yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka.
c.
Ventilasi
dan pengaturan cahaya. Harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.
Pengaturan
penyimpanan barang-barang.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pengaturan ruang
kelas adalah:
·
Ruangkelas
harus di usahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) ukuran kelas 8m x7m.
2) dapat memberikan kebebasan bergerak, komunikasi pandangan dan pendengaran.3)
cukup cahaya dan sirkulasi udara. 4) pengaturan perabot agar memungkinkan guru
dan siswa dapat bergerak luas.
·
Daun
jendela tidak mengganggun lalulintas pada selayar peralatan dan perabot yang
harus ada dalam ruang kelas, antaralain: meja kursi untuk guru dan siswa,
papantulis, papan panel, almari, rak buku ruang, alatpembersih, kalender
pendidikan, tempatbendera merah putih, daftar/jadwal pelajaran, gambar atau
denah kelas termasuk tempat duduk siswa, taplak meja, tempat bunga, keranjang
sampah, lap/ serebet.
E.
Pengembangan
Sumber Dan Bahan Ajar.
1.
Sumber
Belajar
Sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
·
Tempat
atau lingkungan alam sekitar.
·
Benda
yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi
peserta didik.
·
Orang
yaitu siapasaja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat
belajar sesuatu.
·
Buku
yaitu segala macam buku yang dapat
dibaca secara mandiri oleh peserta didik
dan dapat di kategorikan sebagai sumber belajar.
·
Peristiwa
dan fakta yang sedang terjadi.
a.
Fungsi
riset dan teori
Adalah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang bertalian dengan
sumber-sumber belajar, pelajar dan fungsi tugas.
b.
Fungsi
desain
Adalah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan
berikut isi-isi mata pelajarannya.
c.
Fungsi
produksi dan penempatan
Adalah menjabarkan secara khusus sumber kedalam sumber konkret.
d.
Fungsi
evaluasi dan seleksi
Untukmenentukan atau menilai penerimaan (sejenis kriteria)
sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain.
e.
Fungsi
organisasi dan pelayanan
Untuk membuat ataumenjadikan sumber-sumber dan informasi mudah
diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa.
2.
Bahan
Ajar
a.
Jenis
bahan ajar, bentuk bahan ajar paling tidak dapat di kelompokan menjadi empat:
1.
Bahan
cetak (printed) antaralain hand out, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
2.
Bahan
ajar dengar (audio), yaitu kaset/piringan hitam/compact disk.
3.
Bahan
ajar Pandangan Dengar (audio visual), yaitu vidio/film, orang atau narasumber
4.
Bahan
ajar Interaktif, yaitu menurut Guidelines for Bhigbliographic Description of
Interactive Multimedia, p. 1 . multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua
atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)
BAB 7
SISTEM
PENILAIAN DAN PROGRAM TINDAK LANJUT
A.
Prinsip-Prinsip
Dan Setrategi Penilaian Kelas
1.
Pengertian
Penilaian Otentik (Authrntic Assesment)
Berikut adalah prinsip penilaian otentik:
·
Proses
penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
·
Penilaian
harus mencerminkan masalah dunia nyata.
·
Penilaian
harus menggunakan berbagaiukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
·
Penilaian
harus bersifat holistikyang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
(kognitif, afektif, dan sensori motorik).
2.
Tujuan
Penilaian Kelas
Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat
tujuan:
a.
Penelusuran
(keeping track).
b.
Pengecekan
(checking-up).
c.
Pencarian
(finding out).
d.
Penyimpulan
(summimg –up).
3.
Fungsi
Penilaian Kelas
Penilaian kelas yang disusun secaraberencana dan sistematis oleh
guru memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan
balik.
4.
Primsip
Penilaian Kelas
Agar penilain memiliki fungsi maka harus diperhatikan beberapa hal
berikut.
·
Mengacu
ke kemampuan (competency referenced), penilaian kelas perlu di susun dan
dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan
target yang telah di tentukan dalam kurikulum.
·
Berkelanjutan
(continuous), penilaian yang dilakukan dikelas oleh guru harus merupakan proses
yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester
dan tahun ajaran.
·
Didaktis,
alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupates maupun non tes harus
dirancang baik isi, format, maupun tata letak.
·
Menggali
informasi, penilaian kelas yang baik dapat memberikan informasi yang cukup bagi
guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
·
Melihat
yang benar dan yang salah.
·
Prosedur
dan metode penilaian, penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan
langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar.
B.
Ragam
Penilaian Kelas
1.
Penilaian
Kelas
a.
Tujuan
penggunaan test
·
Mendiagnosa
(kekuatan dan kelemahan).
·
Menilai
kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan
atau pemahaman).
·
Memberikan
bukti atas kemampuan yang telah dicapi.
·
Menyeleksi
kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok.
·
Monitoring
standar pendidikan.
b.
Fungsi
Formatif di kelas/ classroom formatif assessmenet
·
Dilakukan
saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
·
Dilaksanakan
secara periodi.
·
Mencakupsemua
pelajaran yang telah di ajarkan.
·
Bertujuan
mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses balajar mengajar
·
Dapat
digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar
Sumatif di
kelas/classroom summatif assessment
·
Materi
yang diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu
program tahunan atau semesteran
·
Dilakukan
pada akhir program dalam satu tahun atau semester
·
Bertujuan
untuk mengukut keberhasilan peserta didik secera menyeluruh
Hasil penelitian sumatifdigunakan antara lain untuk penentuan
kenaikan kelas, kelulusan sekolah dan sebagainya.
c.
Bentuk
Instrumen Tes Dan Penskorannya
OBYEKTIF
1)
Pilihan
ganda, dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berfikir
rendah seperti pengetahuan dan pemahaman sampai padatingkat berfikir tinggi
seperti aplikas, analisis, sintesis dan evaluasi.
2)
Benar-salah
Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau
salahatau ya dan tidak. Dalam menyusun intrumen pertanyaan benar salah harus
diusahakan menghindari kata terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian
besar, dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta tes
dalam menjawab.
3)
Menjodohkan,
bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak,
namun tingkat barfikir yang terlibat cenderung rendah
NON-OBJEKTIF
4)
Jawaban
singkat atauisian singkat, dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang
disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban
SOAL URAIAN
5)
Uraian
objektif, pertanyaan yang bisa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan
sebagainya
6)
Uraian
bebas, bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam
setiap ranah kognitif
7)
Pertanyaan
lisan, penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0-10
atau 0-100
2.
Penilaian
Kinerja (Performance Assessment)
a.
Langkah-Langkah
Penilaian Kinerja
1)
Melakukan
identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik)
2)
Menuliskan
prilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk
menyelesaikan tugas danmenghasilkan hasil akhir (output yang terbaik)
3)
Membuat
kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
4)
Mendefinisikan
kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang
harus dapat diamati (obsertable) atau karakteristik produk yang dihasilkan
b.
Metode
Yang Dapat Digunakan
1)
Metode
holistik, digunakan pabila pensektor (rater) hany memberikan satu buah skor
atau nilai berdasarkan penilaian meraka secara keseluruhan dari hasil kinerja
peserta
2)
Metode
analitic, para penskor memberikan penilaian pada berbagai] aspek yang berbeda
yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai./ dapat menggunakan checklist dan
rating scale
3.
Penilaina
Portofolio
a.
Tujuan
Portofolio
·
Menghargai
perkembangan yang dialami siswa
·
Mendokumentasikan
proses pembelajaran yang berlangsung
·
Memberi
perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
·
Mereflesikan
kesanggupam, mengambilresiko dan melakukan eksperimentasi
·
Meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran
b.
Prinsip
Portofolio
·
Saling
percaya mutual trust) antara guru dan siswa
·
Kerahasiaan
bersama antara guru
·
Milik
bersama, kepuasan, kesesuaian, penilaian, proses dan hasil
c.
Metode
Portofolio
·
Pengumpulan
(storing)
·
Pemilihan
(sorping)
·
Penetapan
(dating) dari suatu tugas
Menurut nitko
(2000) secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu
portofolio ideal, portofolio penampilan, portofolio dokumentasi, portofolio
evaluasi dan portofolio kelas
d.
Pedoman
penerapan penilaian portofolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh guru :
1)
Memastikam
bahwa siswa memiliki portofolio
2)
Bahan
penelitian
a.
Konsep
penilaian proyek
Proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tau periode
tertentu
b.
Konteks
dan tujuan penialaian proyek
c.
Perencanaan
penilaian proyek, terdapat tiga hal yang mesti di perhatikan
·
Kemampuan
pengelolaan
·
Relevansi
·
Keaslian
d.
Judging
proyek
·
Metode
judgement
·
Keterbandingan
judgement
e.
Estimasi
dan pelaporan prestasi
Penilaian proyek merupakan salah satu bukti untuk ditempatkan pada
peta kemajuan belajar siswa.
5.
Penilaian
Hasil Kerja (Product Assessment)
a.
Tahapan
dalam membuat suatu hasil kerja.
1.
Perencanaan
dalam menilai hasil kerja siswa.
2.
Tujuan
dilakukannya penilaian hasil kerja.
3.
Pengelolaan
hasil kerjapenilaian dan pencataan hasil kerja siswa.
·
Anekdotal,
merupakan cataan yang dibuat oleh guru selama melakukan pengamatan terhadap
siswa pada waktukegiatan belajar mengajar.
·
Skalapenilaian
analisis penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja
siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria.
·
Skalapenilaian
holistik, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.
6.
Penilaian
Sikap
a.
Sikap
dan Objek sikap yang perlu Dinilai
Diantaranya sikap terhadap mata pelajaran, sikap guru terhadap mata
pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran dll.
b.
Tindak
lanjut
Hasil penilain sikap perludi manfaatkan dan ditindak lanjuti. Hasil
pengukuran dan penilaian sikap siswa dalam kelas, tujuan utamanya bukanlah
untuk dilaporkan dalam bentuk angka, seperti penguasaan pengetahuan (domain
kognitif) atau keterampilan (domain psikomotor).
7.
Penilaian
Diri, ciri-cirinya:
termotivasi diri, adanya komitmen kepala sekolah, tersosialisasidengan baik,
berlangsung berkesinambungan, transparasi.
8.
Peta
perkembangan hasil belajar
a.
Tujuan
peta perkembangan hasil belajar.
·
Acuan
guru dalam memantau perkembangan belajar siswa.
·
Acuan
guru dalam mengestimasi tingkat keberhasilan (pencapaian pengetahuan).
Hal utama yang harus ada pada peta perkembangan belajar siswa
adalah deskripsi tentang kemampuan/kompetensi/ keterampilan siswa yang di
kembangkan dalam kegiatan belajar mengajar .
b.
Penentuan
skala lokasi pada peta
·
Kalibrasi
prilaku
·
Pembagiandalam
level kemampuan.
·
Menggunakan
skala numerik (nilai).
9.
Analisisinstrumen
10. Evaluasi hasil penilaian
C.
Program
Tindak Lanjut
1.
Masalah-Masalah
Belajar
Pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas:
·
Sangat
cepat dalam belajar, Keterlambatan akademik,Lambat belajar, penempatan kelas,
kurang motif dalam belajar, sikap dan kebiasaan buruk, kehadiran di madrasah.
2.
Identifikasi
Murid Bermasalah
a.
Penilaian
hasil belajar.
b.
Pemanfaatan
hasil tes intelegensi
0-ke atas –sangat tinggi
120-130-tinggi
110-119-diatas biasa
100-109-biasa/sedang
90-99-dibawah biasa
80-89-rendah
79-sangat rendah
c.
Pengamatan
(observasi)
3.
Pengungkapan
Masalah Belajar
a.
Faktor-faktor
yang bersumber dari murid
1)
Tingkat
kecerdasan rendah.
2)
Kesehatan
sering terganggu.
3)
Alat
penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik.
4)
Gangguan
alat perseptual.
5)
Tidak
menguasai cara-cara belajar yang baik.
b.
Faktor-faktor
yang bersumber dari lingkungan keluarga.
1)
Kemampuan
ekonomi orangtua kurang memadai.
2)
Anak
kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua.
3)
Harapan
orangtua terlalu tinggi terhadap anak.
4)
Orangtua
pilih kasih terhadap anak.
c.
Faktor-faktor
yang bersumber: dari lingkungan sekolah/madrasah dan Masyarakat.
4.
Membantu
Murid Mengatasi Mengatasi Masalah Belajar
a.
Program
perbaikan.
1)
Cara
yang ditempuh.
2)
Materi
dan waktu pelaksaan program perbaikan.
b.
Program
Pengayaan
Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus
diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat belajar.
D.
Pelaporan
Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya.
1.
Pelaporan
hasil penilaian.
a.
Laporan
untuk siswa dan orang tua.
b.
Laporan
untuk sekolah.
c.
Laporan
untuk masyarakat.
2.
Pemanfaatan
hasil penilaian
a.
Untuk
siswa.
b.
Untuk
orangtua.
c.
Untuk
guru dan kepala sekolah.